A.     PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC)
 
Definisi
 Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, 
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu 
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Ante Natal Care
 adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung 
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, 
ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini 
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan
 asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52). 
 
 
Pelayanan antenatal.
 
Pelayanan
 antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter 
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat 
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard 
minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, 
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur 
tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama 
masa kehamilan.
 
Tujuan:
1.      menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2.      memantau
 kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan 
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3.      menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
 
Status generalis / pemeriksaan umum.
 
Penilaian
 keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan 
darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko 
tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas 
hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih 
bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada/tidaknya nyeri 
kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache 
nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera 
ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, 
perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi 
perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, 
sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan 
bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus 
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
 
Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
 
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi
 : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan 
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada 
kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran 
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os 
pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
 
·        Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan.
·        Leopold II
Kedua
 telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala 
pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau 
mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
·        Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
·        Leopold IV
Kedua
 tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki 
pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah 
bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya 
dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi 
diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan 
juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin 
dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) -
 (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau
 alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung 
frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan
 dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya 
pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung 
seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin 
normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya 
reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), 
sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress 
pada janin (fetal distress/gawat janin).
 
Genitalia eksterna
Inspeksi
 luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / 
perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua 
jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan 
spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat
 spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal 
kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu 
dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan 
ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan
 dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan 
lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan 
dari vagina.
 
Genitalia interna
Palpasi
 : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan 
bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan
 konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa 
ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan 
bagian terbawah (JANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA PEMERIKSAAN 
VAGINAL !!!!)
Pada
 pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri 
klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi 
fetopelvik/sefalopelvik. 
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1.      perdarahan
 per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya 
plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat 
(hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan 
fornices dengan sangat hati-hati).
2.      ketuban
 pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi 
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak 
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. 
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan 
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 
34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, 
penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik
 untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan 
lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan
 lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk 
eksplorasi.
 
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.
 
Pemeriksaan lanjutan
 
Jadwal kunjungan
Idealnya
 seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu 
setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali). 
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1.      Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2.      Terhadap
 janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak 
janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan 
amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
 
Laboratorium
Jika
 terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai 
mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, 
diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH 
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula 
darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan 
minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
 
Lain-lain
Pelvimetri
 radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan 
jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ 
janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen 
jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap 
harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) 
tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang 
digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, 
resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, 
karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
 
Nasehat untuk perawatan umum / sehari–hari 
 
Aktifitas fisik
Dapat
 seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat 
minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak 
ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. 
Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai sedang, 
dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.
Jika
 ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, 
perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
 
Pekerjaan
Hindari
 pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan 
radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
 
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.
 
Bepergian dengan pesawat udara
Tidak
 perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena 
tidak membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal 
penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa.
 
Mandi dan cara berpakaian
Mandi
 cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak 
dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain 
itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli 
udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang
 memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
 
Sanggama / coitus
Dapat
 seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari 
kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus 
sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di 
mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi 
yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai 
dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal 
persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus. Pada
 beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, 
keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan 
pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, 
penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
 
Perawatan mammae dan abdomen
Jika
 terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan 
pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan 
berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan
 piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, 
dapat mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.
 
Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus
 dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, 
nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) 
mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat 
pada janin.
 
Gizi / nutrisi.
Makanan
 sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu 
hamil (detail cari/baca sendiri ya). Untuk pencegahan anemia defisiensi,
 diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
 
 
 
B.     PROSES PERSALINAN
 
Persalinan
 merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah 
waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling 
mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang 
selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul 
terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan 
khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang 
menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah 
perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui 
proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu 
dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini.
 Proses persalinan terbagi ke dalam  empat tahap, yaitu :
 
1.      Kala I : Tahap Pembukaan
In
 partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena 
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh
 darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika 
serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
·        Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
·        Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala
 I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama 
dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan
 menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala 
untuk mendorong bayi
 ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin 
terdorong ke bawah  sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I 
persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, 
yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa
 transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang 
berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. 
Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda 
mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah 
mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan 
merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada 
tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II. 
 
2.      Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada
 kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih 
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul
 sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara 
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air
 besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin 
mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah
 antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah 
kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang
 kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila 
dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah 
perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan 
mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi. 
 
3.      Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir,
 dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta 
berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan 
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, 
plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah 
plasenta sudah terlepas dari dinding rahim.  Setelah itu barulah 
dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila 
tindakan episiotomi dilakukan 
 
4.      Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap
 ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap  bahaya perdarahan. 
Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu
 masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal 
dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya 
plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan 
sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. 
Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran 
menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya 
kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu
 dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat 
dilakukan tindakan secepatnya.
 
LUKA Pada Vagina dan Leher Rahim Pada Proses Persalinan Normal
 
Kadang-kadang
 saja terjadinya, yaitu adanya luka atau robekan pada vagina dan atau 
leher rahim, yang kecil atau yang besar. Tandanya adanya pendarahan yang
 berlebihan walaupun mungkin kejadian ini akan terlihat oleh dokter 
setelah persalinan. Umumnya semua luka yang panjangnya lebih dari dua 
sentimeter atau yang terus mengeluarkan darah banyak akan dijahit. Bila 
selama persalinan tidak digunakan anastesi maka akan diberikan anestesi 
lokal sebelum penjahitan.
 
Pendarahan Pasca Lahir
 
Pendarahan
 terjadi pasca persalinan itu adalah pendarahan yang berat dan serius 
walaupun ini jarang terjadi namun harus segera dirawat. Umumnya tidak 
ada dampak yang serius jika cepat ditangani. Pendarahan yang berlebihan 
dapat terjadi bila rahim terlalu lemas dan tidak mengkerut akibat proses
 persalinan yang lama dan melelahkan. Persalinan yang traumatik, rahim 
yang pernah mengembang terlalu besar karena mengandung janin yang 
terlalu besar atau cairan amnion yang terlalu banyak, bentuk plasenta 
yang tidak normal atau yang mengalami pemisahan terlalu dini, adanya 
fibroid sehingga mengganggu terjadinya kontraksi simetris pada rahim 
atau kondisi umum ibu yang lemah keika persalinan.
 
Pendarahan
 yang berlebihan dapat timbul segera setelah persalinan karena luka yang
 tidak diperbaiki pada rahim, leher rahim, vagina atau tempat lain di 
pinggul atau karena rahim robek atau rahim terbalik. Dapat pula 
pendarahan timbul satu atau dua minggu setelah persalinan jika sisa-sisa
 plasenta masih tertinggal pada rahim. Infeksi juga dapat menyebabkan 
pendarahan pasca lahir segera atau berminggu-minggu kemudian. Pendarahan
 pasca lahir lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami 
plasenta previa atau pecahnya plasenta sebelum persalinan. Jarang 
terjadi penyebab pendarahan pada ibu yang sebelumnya tidak terdiagnosa 
atau disebabkan oleh penggunaan aspirin atau obat lain yang dapat 
mengganggu pembekuan  darah.
 
Pendarahan
 yang tidak normal pasca persalinan yaitu pendarahan yang membasahi 
pembalut wanita dalam waktu satu jam, selama beberapa jam atau warna 
darah yang masih menyala setelah hari keempat pasca kelahiran, terutama 
jika pendarahan tidak melambat jika anda beristirahat, berbau busuk, 
gumpalan darah yang besar, nyeri dan atau  pembengkakan di perut bagian 
bawah setelah lewat hari-hari pertama pasca lahir.
 
Jika
 sudah terjadi hal-hal yang tersebut di atas sebagian ataupun 
keseluruhan maka harus segera dilakukan tindakan medis sesuai penyebab 
pendarahan. Dokter akan mencoba beberapa cara untuk menghentikan 
pendarahan  di antaranya: pemijatan pada rahim untuk membantu rahim agar
 berkontraksi, pemberian obat-obatan untuk membantu kontraksi rahim, 
mencari dan memperbaiki luka, mengeluarkan sisa plasenta. Jika 
pendarahan tidak dapat dihentikan maka dilakukan cara selanjutnya yaitu 
menginfus dan bila perlu transfusi darah. Bila sebabnya gangguan dalam 
pembekuan darah maka diberikan obat pembekuan darah dan antibiotik untuk
 mencegah infeksi. Kadang-kadang pembalut dimasukkan ke dalam rahim 
selama 6-24 jam untuk menghentikan pendarahan atau bila perlu dilakukan 
pengikatan pada pembuluh darah besar di rahim. Bila usaha yang dilakukan
 semuanya belum berhasil kemungkinan terburuk rahim akan diangkat.
 
Akan tetapi umumnya pendarahan pasca lahir dapat berhasil dengan baik dan ibu akan pulih dengan segera.
 
Infeksi Pasca Lahir
 
Adalah
 infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada 
wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami 
persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Infeksi pasca lahir 
yang paling sering terjadi adalah endometritis yaitu 
infeksi pada endometrium atau pelapis rahim yang menjadi peka setelah 
lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses kelahiran caesar, 
setelah proses persalinan yang terlalu lama atau pecahnya membran yang 
terlalu dini. Juga sering terjadi bila ada plasenta yang tertinggal di 
dalam rahim, mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim, 
vagina atau vulva.
 
Tanda
 dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, sedikit demam,
 nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadang-kadang keluar
 dari vagina berbau tidak enak yang khas menunjukkan adanya infeksi pada
 endometrium. Pada infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri dan nyeri
 tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran kental, nyeri 
pada perut atau sisi tubuh, gangguan buang air kecil. Kadang-kadang 
tidak terdapat tanda yang jelas kecuali suhu tunbuh yang meninggi. Maka 
dari itu setiap perubahan suhu tubuh pasca lahir harus segera dilakukan 
pemeriksaan.
 
Untuk
 mengatasinya biasanya dilakukan pemberian antibiotik, tetapi harus 
segera diberikan sesegera mungkin agar hasilnya efektif. Dapat pula 
dilakukan biakkan untuk menentukan jenis bakteri, sehingga dapat 
diberikan antibiotik yang tepat.
 
Terbaliknya Rahim
 
Setelah
 kelahiran bayi, ada proses persalinan yang kadang-kadang plasenta tidak
 seluruhnya terkelupas dan ketika muncul, ia menarik fundus atau bagian 
puncak rahim ikut bersamanya, akibatnya rahim akan membalik seperti kaos
 kaki yang terbalik. Gejala terbaliknya rahim adalah perdarahan yang 
berlebihan dan kadang-kadang terdapat tanda-tanda syok pada ibu. ketika 
menekan perut ke bawah, dokter tidak dapat merasakan adanya rahim dan 
pada pembalikan rahim yang lengkap sebagian dari rahim akan dapat 
terlihat di vagina.
 
Wanita
 yang beresiko tinggi akan terbaliknya rahim (walaupun resiko ini tetap 
masih sangat kecil) adalah mereka yang sebelumnya telah sering 
melahirkan atau mengalami proses awal persalinan (labor) yang terlalu 
lama lebih dari 24 jam, mereka yang plasentanya tertanam melewati bagian
 puncak rahim (fundus) atau tertanam pada tempat yang tidak normal, dan 
mereka yang mendapatkan magnesium sulfat selama proses awal persalinan. 
Rahim juga dapat membalik ketika ia terlalu lemas atau bila fundus tidak
 diam di tempatnya ketika plasenta dikeluarkan pada tahap kelahiran 
ketiga.
 
Pada
 umumnya rahim dapat dikembalikan ketempatnya dengan tangan walaupun 
kadang digunakan teknik lain. Mungkin diperlukan pemberian cairan 
intravena dan transfusi darah bila terjadi pendarahan yang berat. 
Obat-obatan misalnya magnesim sulfat dapat diberikan untuk membantu 
melumaskan rahim sehingga dapat dikembalikan ke tempatnya. bila terdapat
 sisa-sisa plasenta yang terdapat dalam rahim mereka dapat dikeluarkan 
sebelum atau sesudah rahim dikembalikan ke tempatnya. Pada kasus yang 
jarang terjadi, rahim tidak dapat dikembalikan ke tempatnya dengan 
tangan dan memerlukan pembedahan pada perut. setelah penempatan kembali,
 biasanya perut akan terus ditekan agar rahim tetap berada pada 
tempatnya dan diberikan eksitosin atau obat lain untuk membuatnya 
kencang dan tidak membalik kembali. Mungkin juga akan diberikan 
antibiotik untuk mencegah infeksi.
 
 
 
C.     PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
 
Kegiatan
 ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
 untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari 
normal.
Pengkajian
 ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan 
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang 
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak 
kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi 
tampak tidak sehat. 
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan 
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan 
Pastikan pencahayaan baik
Periksa
 apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa 
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan 
segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
- kapas
- senter
- termometer
- stetoskop
- selimut      bayi
- bengkok
- timbangan      bayi
- pita      ukur/metlin
- pengukur      panjang badan
 
PROSEDUR
- Jelaskan      pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
- Lakukan
      anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor 
lingkungan,      sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, 
intranatal, dan neonatal
- Susunalat      secara ergonomis 
- Cuci      tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk      bersih
- Memakai      sarung tangan
- Letakkan      bayi pada tempat yang rata
 
 
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
 
1.      Penimbangan berat badan
Letakkan
 kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol 
sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus
 bayi
2.      Pengukuran panjang badan
Letakkan
 bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit 
dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan 
yang tidak lentur
3.      Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
4.      Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada ( pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
Pemeriksaan fisik
1.      Kepala 
Ø      Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding
 yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, 
sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut 
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari 
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. 
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
 prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil 
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan 
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi 
akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel 
anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Ø      Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø      Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
 
2.      Wajah
wajah
 harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini 
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang 
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga 
kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3.      Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø      Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Ø      Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Ø      Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Ø      Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Ø      Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Ø      Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Ø      Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
 
4.      Hidung
Ø      Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Ø      Bayi
 harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan 
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, 
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø      Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
Ø      Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
 
5.      Mulut
Ø      Perhatikan
 mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
 menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Ø      Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Ø      Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Ø      Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi
Ø      Periksa
 lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau
 tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
 
6.      Telinga
Ø      Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Ø      Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Ø      Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Ø      Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Ø      Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
 
7.      Leher
Ø      Leher
 bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya 
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada 
kelainan tulang leher
Ø      Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Ø      Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ø      Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
 
8.      Klavikula
Raba
 seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang 
lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan 
adanya fraktur
 
9.      Tangan
Ø      Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Ø      Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Ø      Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili 
Ø      Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Ø      Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
 
10.  Dada
Ø      Periksa
 kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris 
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia 
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak 
secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas 
perlu diperhatikan
Ø      Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Ø      Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
 
11.  Abdomen
Ø      Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Ø      Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Ø      Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Ø      Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
 
12.  Genetalia
Ø      Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Ø      Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Ø      Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Ø      Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Ø      Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Ø      Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
 
13.  Anus dan rectum
Periksa
 adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum 
keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan 
adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
 
14.  Tungkai
Ø      Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
Ø      Kedua
 tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan 
adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Ø      Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki
 
15.  Spinal
Periksa
 spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda 
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak 
kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula 
spinalis atau kolumna vertebra
 
16.  Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Ø      Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Ø      Periksa adanya pembekakan
Ø      Perhatinan adanya vernik kaseosa
Ø      Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
 
17.  jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan
 
18.  Rapikan bayi
 
19.  Bereskan alat
 
20.  Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan 
 
D.    PEMERIKSAAN FISIK POSTPARTUM
 
1.      Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2.      BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3.      Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
4.      Breast
 : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan 
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, 
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran 
kelenjar getah bening diketiak.
5.       Abdomen
 : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal 
utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus 
uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, 
nyeri, perabaan distensi blas.
6.      Anogenital
 : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, 
kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka 
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia 
(warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 
hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7.      Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot