HEPATITIS DALAM KEHAMILAN
Sekitar setengah dari penderita infeksi hepatitis B
ternyata terserang melalui rute perinatal atau terkena di masa kanak-kanak.
Sebanyak 15-40% penderita berisiko berkembang menjadi sirosis hepatis, kanker
hepar atau gagal hati. Terjadi lebih banyak kelahiran prematur pada ibu-ibu
dengan hepatitis B.
Hepar dalam Kehamilan
Pada kehamilan, hepar ternyata tidak mengalami
pembesar-an.Hal ini bertentangan dengan penelitian pada binatang
yangmenunjukkan bahwa hepar membesar pada waktu kehamilan. Bila kehamilan sudah
mencapai trimester ke III, sukar untukmelakukan palpasi pada hepar, karena
hepar tertutup olehpembesaran rahim. Oleh karena itu bila pada kehamilan
tri-mester ke III hepar dapat dengan mudah diraba, berarti sudah terdapat
kelainan-kelainan yang sangat bermakna. Perubahan-perubahan mikroskopik pada
hepar akibat keha-milan adalah tidak khas.Pengaliran darah ke dalam hepar tidak
mengalami perubahan,meskipun terjadi perubahan yang sangat menyolok pada sistem
kardio vaskuler. (2)Wanita hamil sering menunjukkan tanda-tanda mirip adanyapenyakit-penyakit
hepar, misalnya : spider naevi dan palmarerythema, yang wajar pada kehamilan,
akibat meningkatnyakadar estrogen. Semua protein serum yang disintese dalam
hepar akan mengalami perubahan pada waktu kehamilan. Jumlah protein serummenurun
sekitar 20% pada trimester II, akibat penurunan kadar albumin secara menyolok,
sedang fibrinogen justru mengalami kenaikan.
Pengaruh Hepatitis Virus Pada
Kehamilandan Janin
Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau
permulaan trimeseter II maka gejala-gejala nya akan sama dengan gejalahepatitis
virus pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip lebih
ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun
penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.
Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan
menimbulkan gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan
gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering
terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi, dibandingkan
dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo
tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menye-babkan
penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosisTampaknya keadaan gizi ibu
hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan
gejala hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu
hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula me-ningkatnya
kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus
pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan
terhadap berat ringannya hepatitis virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu
dengan cara mencari hubungan antara perubahan-perubahan koagulasi pada
kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa pada
wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses
pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan aktivitasfibrinolitik,
sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated Intra Vascular
Coagulation). Dalam penelitianini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam
meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila
sudah terjadi gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC
mempunyai arti.Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin,
baik in utero maupun segera setelah lahir. Penularan virusini pada janin, dapat
terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
- Melewati
placenta
- Kontaminasi
dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
- Kontak
langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
- Melewati
Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
J
J
J
J
J
J