Senin, 19 November 2012

HERNIA DIAFRAGMATIKA


Tugas              : Kelompok 7
Mata Kuliah   : Neonatus bayi dan balita
Dosen              : Sitti Hasrah Ibrahim S. ST



HERNIA DIAFRAGMATIKA








DISUSUN OLEH:

1.     SUVEET MARYAM WIMA            (11276)
2.     SUSANTRI SUJARWO                    (11271)
3.     WIDYAWATI                                    (11294)
4.     TSUAIBAH ASLAMIYAH               (11283)
5.     WAKISMA                                         (11291)
6.     SUSI NUR’AINI MIHARI                (11272)





AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012






KATA PENGANTAR


            Tiada kata yang patut kami ucapkan selain  kata “Alhamdulillah” kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayaNYAlah hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cepat dan tepat pada waktunya.
  
              Betapapun banyak gagasan dan keinginan hanya keterbatasan jugalah yang ada pada diri kami. Alangkah terhormatnya apabila makalah ini dijadikan sebagai bahan pelajaran dalam pelaksanaan proses belajar mengajar..

            Disamping itu kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimah kasih kepada ibu sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah meluangkan waktunya demi mengajari dan membagi pengalaman bersama kami.

            Sebagai manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahan, kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan untuk kedepan. Hasil pendidikan yang bermutu adalah mahasiswa yang sehat, mandiri dan berbudaya, berahlak mulia, bekerja keras, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air.                                                                               



Makassar,september 2012

(penyusun)








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                        
Kata Pengantar  ........................................................................................... .. i
Daftar Isi ......................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang ....................................................................................  1
2.     Rumusan Masalah  ..............................................................................  1
3.     Tujuan  ...............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN

1.     Defenisi hernia diafragmatika ..............................................................  3

2.     Penyebab hernia diafragmatika ............................................................  3
3.     Patofisiologi hernia diafragmatika ........................................................  4
4.     Gejala diafragmatika ...........................................................................  4
5.     Komplikasi Hernia Diafragmatika ........................................................................  4
6.     Penatalaksanaan Diafragmatika ............................................................................  5

BAB III PENUTUP
1.     Kesimpulan ........................................................................................  6
2.     Saran  .................................................................................................  6
Daftar Pustaka






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung  pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior  yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi ruptur.

Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus, kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulasi dari usus yang mengalami herniasi ke rongga thorak ini. Namu pada bayi lahir penyebab adalah kemungkinan Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

B.  Rumusan Maslah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah,yaitu:
1.     Pengertian Hernia Diafragmatika
2.      Penyebab  Hernia Diafragmatika
3.     Patofisiologis Henia Diafragmatika
4.      Tanda dan gejala Hernia Diafragmatika
5.     Komplikasi Hernia Diafrgmatik
6.     Penatalaksanaan Henia Diafragmatika


C.  Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini antaralain,mengetahui :
1.     Pengertian Hernia Diafragmatika ?
2.     Penyebab  Hernia Diafragmatika  ?
3.     Patofisiologis Henia Diafragmatika ?
4.     Tanda dan gejala Hernia Diafragmatika ?
5.     Komplikasi Hernia Diafrgmatika ?
6.     Penatalaksanaan Henia Diafraagmatika ?









BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Hernia Diafragmatika

Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal. Henia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

Pembagian Hernia diafragmatika :
a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
b. Non-Traumatica

1) Kongenital       
a) Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
    Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma
b) Hernia Morgagni atau Para sternalis
    Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum

2) Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

B.  Penyebab Hernia Diafragmatika

Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu itu.
Pada hernia tipe Bockdalek, diafragma berkembang secara tidak wajar atau usus mungkin terperangkap di rongga dada pada saat diafragma berkembang. Pada hernia tipe Morgagni, otot yang seharusnya berkembang di tengah diafragma tidak berkembang secara wajar.
Pada kedua kasus di atas perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal. Hernia difragmatika terjadi karena berbagai faktor, yang berarti “banyak faktor” baik faktor genetik maupun lingkungan.

C.  Patofisiologis Hernia Diafragmatika

Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.
                                                                  
D. Gejala Diafragmatika

Gejalanya berupa:

1.     Retraksi sela iga dan substernal
2.     Perut kecil dan cekung
3.     Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
4.     Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut.
5.     Terdengar bising usus di daerah dada.
6.     Gangguan pernafasan yang berat
7.     Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
8.     Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
9.     Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
10.  Takikardia (denyut jantung yang cepat).

E. Komplikasi Hernia Diafragmatika

Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan kromosom.

F. Penatalaksanaan Diafragmatika

a. Pemeriksaan fisik

1) Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata
2) Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid
3) Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan
4) Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang
5) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris
6) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia
7) Bising usus terdengar di dada

b. Pemeriksaan penunjang

1) Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah toraks
2) Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralisis diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen).

Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :
1.     Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2.     Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas
3.     Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
4.     Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur.
Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu itu. Gejalanya berupa: 1).Retraksi sela iga dan substernal,2). Perut kecil dan cekung,3). Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut,4). Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut,5).  Terdengar bising usus di daerah dada,6). Gangguan pernafasan yang berat.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :1). Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru,2). Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas,3).  Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi,4). Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.

B.  Saran

Dengan adanya makalah yang berjudul “Hernia Diafrgamatika” kami mengharapkan pembaca dapat sedikit mengetahui tentang hernia diafragmatika.






Daftar pustaka






1 komentar: