GONORE
TSUAIBAH ASLAMIYAH
11283
II G
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Gonore
merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit
menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara
endemik, termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun
terdapat 1 juta penduduk terinfeksi gonore. Pada umumnya diderita oleh
laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19
tahun.
Gonore
adalah gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879, dan baru diumumkan
tahun 1882, kuman tersebut termasuk dalam group Neisseria. Gonokok termasuk
golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8U dan panjang 1,6U,
bersifat tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan didalam leukosit,
tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan
suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat desinfektan. Gonokok terdiri dari 4 tipe,
yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan
4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen, vili akan melekat pada
mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang. Gonore tidak hanya mengenai alat-alat genital tetapi juga ekstra genital.
Salah satunya adalah konjungtiva yang akan menyebabkan konjungtivitis, Gejala
infeksi lebih sering timbul pada laki-laki. Infeksi padaanorektal dan faring sering
terjadi pada laki-laki yang homoseksual.
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah
ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore
bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul
sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
B.
Rumusan masalah
a) Jelaskan definisi dari gonore
b) Jelaskan bagaimana etiologi gonore
c) Jelaskan gejala klinis dari gonore
d) Jelaskan patofisiologi gonore
e) Jelaskan epidemiologi gonore
f) Jelaskan penangan gonore
C.
Tujuan
a) Menjelaskan definisi gonore
b) Menjelaskan etiologi gonore
c) Menjelaskan gejala klinis gonore
d) Menjelaskan patofisiologi gonore
e) Menjelaskan epidemiologi gonore
f) Menjelaskan penanganan dari gonore
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Gonore atau Gonorrhae merupakan Penyakit Menular Seksual
(PMS) yang sering dijumpai yang dapat menginfeksi pria maupun wanita, biasanya
menyerang daerah kelamin tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh yang lain.
Penyakit gonore ini adalah penyakit kelamin yang sangat menganggu dan
menimbulkan rasa tidak nyaman yang sangat luar biasa, penyakit ini kerap kali
menyerang pada orang dewasa,
Gonore
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorhoeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran kandung kemih, leher rahim,
rektum, tenggorokan, serta bagian putih mata. Penyakit gonore ini dapat
mneyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya terutama pada kulit dan
persendian. Bila penyakit gonore ini menyerang wanita, maka wanita
tersebut bisa merasakan nyeri panggul serta gangguan reproduksi. Penyakit
gonore ini tidak hanya menyerang pria dan wanita dewasa. Namun bayi yang baru
lahir sekalipun bisa terinfeksi gonore dari ibunya bila selama proses kelahiran
terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan mengeluarkan nanah. Bila tidak
segera ditangani dan diobati, bisa menyebabkan kebutaan pada bayinya.
Gonore (GO) adalah penyakit
Menular Seksual yang paling sering terjdi dan paling mudah terjadi.
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan secara
langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks. Namun
penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan
yang dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan
melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
B. Etiologi
Gonore (gonorrhea)
adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang
dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab
saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan
pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat
tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore ditularkan melalui kontak dengan penis, vagina, mulut,
atau anus. Ejakulasi tidak harus terjadi untuk penularan gonore. Gonore juga
dapat menyebar dari ibu ke bayi saat melahirkan.
Gonore
disebabkan oleh gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879. Kuman ini masuk dalam kelompok Neisseria
sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies lainnya yaitu, N.meningitidis,
N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca.Gonokok termasuk golongan diplokokus
berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u dan pajang 1,6 u. Kuman ini bersifat
tahan asam, gram negatif, dan dapat ditemui baik di dalam maupun di luar
leukosit. Kuman ini tidak dapat bertahan hidup pada suhu 39 derajat Celcius,
pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap zat disinfektan. Gonokok terdiri
atas 4 tipe yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4. Namun, hanya gonokok tipe
1 dan tipe 2 yang bersifat virulen karena memiliki pili yang membantunya untuk
melekat pada mukosa epitel terutama yang
bertipe kuboidal atau lapis gepeng yang belum
matur dan menimbulkan peradangan (Daili, 2009).
Gonore (gonorrhea)
adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang
dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab
saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan
pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat
tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore ditularkan melalui kontak dengan penis, vagina, mulut,
atau anus. Ejakulasi tidak harus terjadi untuk penularan gonore. Gonore juga
dapat menyebar dari ibu ke bayi saat melahirkan.
C. Gejala klinis
Masa tunas gonore sangat singkat yaitu
sekitar 2 hingga 5 hari pada pria. Sedangkan pada wanita, masa tunas sulit
ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat asimptomatis pada wanita.
Keluhan subjektif yang paling sering timbul adalah rasa gatal, disuria,
polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadang-kadang
dapat disertai darah dan rasa nyeri pada saat ereksi. Pada pemeriksaan
orifisium uretra eksternum tampak kemerahan, edema, ekstropion dan pasien
merasa panas.
Pada beberapa kasus didapati pula
pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral maupun bilateral.Gambaran
klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Pada wanita,
gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan
objektif. Adapun gejala yang mungkin dikeluhkan oleh penderita wanita adalah
rasa nyeri pada panggul bawah, Nyeri ini
bisa merupakan akibat dari menjalarnya
infeksi ke endometrium, tuba
falopii, ovarium dan peritoneum., dan dapat ditemukan serviks yang memerah
dengan erosi dan sekret mukopurulen
(Daili, 2009).
D. Patofisiologi
Masa inkubasi penyakit gonore umumnya 2-5 hari yaitu dimulai pada saat masuknya
kuman sampai dengan menimbulkan gejala atau setelah 2-10 hari setelah hubungan
seksual. Gejala ini kadang sangat ringan pada beberapa kasus tidak muncul sama
sekali dan kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena
penderita telah mengobati diri sendiri denga dosis yang tidak cukup sehingga
gejala sangat samar.
Penyakit
gonore pada wanita sangat fatal jika tidak segera diobati, penyakit ini
merupakan penyebab utama radang panggul yang kemudian dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan, dan nyeri panggul kronis. Sedangkan Pada pria selain kemandulan, jika tidak diobati
dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan otak. Pada janin dan bayi baru
lahir dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan
arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan. Dapat timbul
kelainan akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital pada pria maupun
pada wanita.
Gonorrhoea, merupakan radang rupuratif akut dengan nanah yang
berwarna kuning, tetapi infeksi ini dapat menjadi tenang bila menjalar dan
dapat menimbulkan endometriosis, lalu salphingitis akata suppuratifa, mukosa
tuba menjadi hiperememik mengandung eksudat yang menimbulkan perlekatan briae
dengan ovarium, sehingga menimbulkan solpingo-opharitis pus yang terbentuk pada
tempat yang tersumbat mengakibatkan pengembangan (distensi), yang akan
menyempit pada daerah dekat uterus. Nanah dalam tuba mengalami proteolisis,
sehingga mencair menjadi cairan jernih makin banyak dan terjadi hydrosolpinx.
Kadang-kadang solpingoopharitis dapat membentuk obres ialah tuba ovarial.
Rahang dapat terus menjalar dari tuba ke serosa usus, kandung kemih,
ligamen-ligamen, alat-alat tubuh dalam pelvis dan peritoneum. (Depkes, 1995)
E. Epidemiologi
Di
dunia, gonore merupakan IMS yang paling sering terjadi sepanjang abad ke 20,
dengan perkiraan 200 juta kasus baru yang terjadi tiap tahunnya (Behrman,
2009). Sejak tahun 2008, jumlah penderita wanita dan pria sudah hampir sama
yaitu sekitar 1,34 tiap 100.000 penduduk untuk wanita dan 1,03 tiap 100.000
penduduk untuk pria (CDC, 2009).
Sedangkan
di Indonesia, dari data rumah sakit yang beragam seperti RSU Mataram pada tahun
1989 dilaporkan gonore yang sangat tinggi yaitu sebesar 52,87% dari seluruh penderita IMS. Sedangkan pada RS
Dr.Pirngadi Medan ditemukan 16% dari
sebanyak 326 penderita IMS (Hakim, 2009)
Istilah
gonore pertama kali digunakan oleh Galen
di Yunani pada abad ke dua, yang
mengandung arti "benih yang
mengalir". Gonore dapat ditemukan
di seluruh dunia, mengenai pria dan wanita pada semua usia terutama
kelompok dewasa muda dengan
aktifitas seksual tinggi.
Gonore
umunmya ditularkan melalui hubungan seks baik
secara genito-genital, orogenital
dan ano-genital. Di samping itu penularan juga dapat terjadi secara manual melalui
alat-alat, pakaian, handuk, termometer serta penularan dari ibu kepada bayi saat
melalui jalan lahir yang manifestasinya dapat berupa infeksi pada mata yang dikenal dengan blenorrhea.
Penularan dari pria kepada wanita lebih sering karena
adanya retensi ejakulat yang terinfeksi di dalam vagina. Pada pria umwnnya menyebabkan
uretritis akut sementara pada wanita
menyebabkan servisitis yang biasanya
asimptomatis.
Faktor
risiko untuk infeksi Neisseria gonorrhoeae
antara lain: status sosial
ekonomi yang rendah, aktivitas seksual yang dini, hidup serumah tanpa
ikatan perkawinan, homoseksual, heteroseksual, biseksual,
adanya riwayat infeksi Neisseria gonorrhoeaea sebelumnya, pengobatan gonore dengan antibiotik yang tidak adekuat dan seks bebas.
F. Penanganan
a) Pencegahan.
Pencegahan ditujukan terutama terhadap para pekerja seks agar
selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat
segera diobati dengan benar. Secara aktif juga harus dicari penderita gonore
beserta orang-orang yang telah mengadakan hubungan badan dengan para penderita
dan segera mengadakan pengobatan yang tepat.
Untuk mencegah gonore pada mata, maka anak-anak yang
dilahirkan oleh ibu-ibu yang menunjukkan gejala gonore atau tidak harus
ditetesi dengan cairan perak netrat atau penilislin segera sesudah dilahirkan.
(Soedarta, 1996)
b) Pengobatan
Pasangan
seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis
gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau
pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual.
Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi
N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi
kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin +
probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara
lain:
- Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
- Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
- Azitromisin 2 gram, peroral
- Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
- Ciprofloxacin 500 mg, peroral
- Ofloxacin 400 mg, peroral
- Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
Obat-obat tersebut diberikan dengan
dosis tunggal
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gonore (gonorrhea)
adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang
dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab
saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan
pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat
tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore umunmya ditularkan
melalui hubungan seks baik secara genito-genital, orogenital
dan ano-genital. Di samping itu penularan juga dapat terjadi secara manual melalui
alat-alat, pakaian, handuk, termometer serta penularan dari ibu kepada bayi saat
melalui jalan lahir yang manifestasinya dapat berupa infeksi pada mata yang dikenal dengan blenorrhea.
Untuk
mencegah gonore pada mata, maka anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang
menunjukkan gejala gonore atau tidak harus ditetesi dengan cairan perak netrat
atau penilislin segera sesudah dilahirkan. (Soedarta, 1996)