Sabtu, 29 Desember 2012


GONORE



TSUAIBAH ASLAMIYAH 
11283
II G

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun terdapat 1 juta penduduk terinfeksi gonore. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun. 
Gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879, dan baru diumumkan tahun 1882, kuman tersebut termasuk dalam group Neisseria. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8U dan panjang 1,6U, bersifat tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat desinfektan. Gonokok terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen, vili akan melekat pada mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang. Gonore tidak hanya mengenai alat-alat genital tetapi juga ekstra genital. Salah satunya adalah konjungtiva yang akan menyebabkan konjungtivitis, Gejala infeksi lebih sering timbul pada laki-laki. Infeksi padaanorektal dan faring sering terjadi pada laki-laki yang homoseksual.
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

B.    Rumusan masalah
a)    Jelaskan definisi dari gonore
b)    Jelaskan bagaimana etiologi gonore
c)     Jelaskan gejala klinis dari gonore
d)    Jelaskan patofisiologi gonore
e)    Jelaskan epidemiologi gonore
f)      Jelaskan penangan gonore
C.    Tujuan
a)    Menjelaskan definisi gonore
b)    Menjelaskan etiologi gonore
c)     Menjelaskan gejala klinis gonore
d)    Menjelaskan patofisiologi gonore
e)    Menjelaskan epidemiologi gonore
f)      Menjelaskan penanganan dari gonore









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Gonore atau Gonorrhae merupakan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang sering dijumpai yang dapat menginfeksi pria maupun wanita, biasanya menyerang daerah kelamin tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh yang lain.
Penyakit gonore ini adalah penyakit kelamin yang sangat menganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman yang sangat luar biasa, penyakit ini kerap kali menyerang pada orang dewasa,
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran kandung kemih, leher rahim, rektum, tenggorokan, serta bagian putih mata. Penyakit gonore ini dapat mneyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya terutama pada kulit dan persendian.  Bila penyakit gonore ini menyerang wanita, maka wanita tersebut bisa merasakan nyeri panggul serta gangguan reproduksi. Penyakit gonore ini tidak hanya menyerang pria dan wanita dewasa. Namun bayi yang baru lahir sekalipun bisa terinfeksi gonore dari ibunya bila selama proses kelahiran terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan mengeluarkan nanah. Bila tidak segera ditangani dan diobati, bisa menyebabkan kebutaan pada bayinya.
Gonore (GO) adalah penyakit Menular Seksual yang paling sering terjdi dan paling mudah terjadi. Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks. Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman  patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
B.    Etiologi
Gonore (gonorrhea) adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore ditularkan melalui kontak dengan penis, vagina, mulut, atau anus. Ejakulasi tidak harus terjadi untuk penularan gonore. Gonore juga dapat menyebar dari ibu ke bayi saat melahirkan.
Gonore disebabkan oleh gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun  1879. Kuman ini masuk dalam kelompok Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies lainnya yaitu, N.meningitidis, N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca.Gonokok termasuk golongan diplokokus berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u dan pajang 1,6 u. Kuman ini bersifat tahan asam, gram negatif, dan dapat ditemui baik di dalam maupun di luar leukosit. Kuman ini tidak dapat bertahan hidup pada suhu 39 derajat Celcius, pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap zat disinfektan. Gonokok terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4. Namun, hanya gonokok tipe 1 dan tipe 2 yang bersifat virulen karena memiliki pili yang membantunya untuk melekat pada mukosa epitel  terutama yang bertipe kuboidal atau lapis gepeng yang belum  matur dan menimbulkan peradangan (Daili, 2009).
Gonore (gonorrhea) adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore ditularkan melalui kontak dengan penis, vagina, mulut, atau anus. Ejakulasi tidak harus terjadi untuk penularan gonore. Gonore juga dapat menyebar dari ibu ke bayi saat melahirkan.

C.    Gejala klinis
Masa tunas gonore sangat singkat yaitu sekitar 2 hingga 5 hari pada pria. Sedangkan pada wanita, masa tunas sulit ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat asimptomatis pada wanita. Keluhan subjektif yang paling sering timbul adalah rasa gatal, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadang-kadang dapat disertai darah dan rasa nyeri pada saat ereksi. Pada pemeriksaan orifisium uretra eksternum tampak kemerahan, edema, ekstropion dan pasien merasa panas.
Pada beberapa kasus didapati pula pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral maupun bilateral.Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Pada wanita, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Adapun gejala yang mungkin dikeluhkan oleh penderita wanita adalah rasa nyeri pada panggul bawah, Nyeri  ini bisa merupakan akibat dari menjalarnya  infeksi ke endometrium,  tuba falopii, ovarium dan peritoneum., dan dapat ditemukan serviks yang memerah dengan erosi  dan sekret mukopurulen (Daili, 2009).

D.    Patofisiologi
 Masa inkubasi penyakit gonore umumnya  2-5 hari yaitu dimulai pada saat masuknya kuman sampai dengan menimbulkan gejala atau setelah 2-10 hari setelah hubungan seksual. Gejala ini kadang sangat ringan pada beberapa kasus tidak muncul sama sekali dan  kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri denga dosis yang tidak cukup sehingga gejala sangat samar.
Penyakit gonore pada wanita sangat fatal jika tidak segera diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama radang panggul yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan, dan nyeri panggul kronis. Sedangkan  Pada pria selain kemandulan, jika tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan otak. Pada janin dan bayi baru lahir dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan.  Dapat timbul kelainan akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital pada pria maupun pada wanita.
Gonorrhoea, merupakan radang rupuratif akut dengan nanah yang berwarna kuning, tetapi infeksi ini dapat menjadi tenang bila menjalar dan dapat menimbulkan endometriosis, lalu salphingitis akata suppuratifa, mukosa tuba menjadi hiperememik mengandung eksudat yang menimbulkan perlekatan briae dengan ovarium, sehingga menimbulkan solpingo-opharitis pus yang terbentuk pada tempat yang tersumbat mengakibatkan pengembangan (distensi), yang akan menyempit pada daerah dekat uterus. Nanah dalam tuba mengalami proteolisis, sehingga mencair menjadi cairan jernih makin banyak dan terjadi hydrosolpinx. Kadang-kadang solpingoopharitis dapat membentuk obres ialah tuba ovarial. Rahang dapat terus menjalar dari tuba ke serosa usus, kandung kemih, ligamen-ligamen, alat-alat tubuh dalam pelvis dan peritoneum. (Depkes, 1995)
E.    Epidemiologi
Di dunia, gonore merupakan IMS yang paling sering terjadi sepanjang abad ke 20, dengan perkiraan 200 juta kasus baru yang terjadi tiap tahunnya (Behrman, 2009). Sejak tahun 2008, jumlah penderita wanita dan pria sudah hampir sama yaitu sekitar 1,34 tiap 100.000 penduduk untuk wanita dan 1,03 tiap 100.000 penduduk untuk pria (CDC, 2009).
Sedangkan di Indonesia, dari data rumah sakit yang beragam seperti RSU Mataram pada tahun 1989 dilaporkan gonore yang sangat tinggi yaitu sebesar 52,87%  dari seluruh penderita IMS. Sedangkan pada RS Dr.Pirngadi Medan ditemukan 16%  dari sebanyak 326 penderita IMS (Hakim, 2009)
Istilah gonore pertama kali digunakan  oleh Galen di Yunani  pada abad ke dua, yang mengandung  arti "benih yang mengalir". Gonore dapat  ditemukan di seluruh dunia, mengenai pria dan wanita pada semua  usia terutama  kelompok  dewasa muda dengan aktifitas seksual tinggi.
Gonore umunmya ditularkan melalui hubungan seks baik  secara  genito-genital,  orogenital  dan ano-genital. Di samping itu penularan  juga dapat terjadi secara manual melalui alat-alat,  pakaian, handuk, termometer  serta penularan dari ibu kepada bayi saat melalui jalan lahir yang manifestasinya dapat berupa infeksi  pada mata yang dikenal dengan  blenorrhea.
Penularan  dari pria kepada wanita lebih sering karena adanya retensi ejakulat yang terinfeksi di dalam vagina. Pada pria umwnnya menyebabkan uretritis akut sementara  pada wanita menyebabkan  servisitis yang biasanya asimptomatis.
Faktor risiko untuk infeksi Neisseria gonorrhoeae  antara lain:  status  sosial  ekonomi yang rendah, aktivitas seksual yang dini, hidup serumah  tanpa  ikatan perkawinan, homoseksual, heteroseksual,  biseksual,  adanya riwayat infeksi Neisseria gonorrhoeaea  sebelumnya, pengobatan gonore dengan  antibiotik yang tidak adekuat dan  seks bebas.
F.    Penanganan
a)    Pencegahan.
Pencegahan ditujukan terutama terhadap para pekerja seks agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar. Secara aktif juga harus dicari penderita gonore beserta orang-orang yang telah mengadakan hubungan badan dengan para penderita dan segera mengadakan pengobatan yang tepat.
Untuk mencegah gonore pada mata, maka anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menunjukkan gejala gonore atau tidak harus ditetesi dengan cairan perak netrat atau penilislin segera sesudah dilahirkan. (Soedarta, 1996)
b)    Pengobatan
Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
  1. Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
  2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
  3. Azitromisin 2 gram, peroral
  4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
  5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
  6. Ofloxacin 400 mg, peroral
  7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
Obat-obat tersebut diberikan dengan dosis tunggal

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gonore (gonorrhea) adalah sebuah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang biak dengan mudah di daerah yang hangat lembab saluran reproduksi, termasuk serviks, uterus, dan tuba falopi pada wanita, dan pada uretra pada wanita dan pria. Bakteri ini juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.
Gonore umunmya ditularkan melalui hubungan seks baik  secara  genito-genital,  orogenital  dan ano-genital. Di samping itu penularan  juga dapat terjadi secara manual melalui alat-alat,  pakaian, handuk, termometer  serta penularan dari ibu kepada bayi saat melalui jalan lahir yang manifestasinya dapat berupa infeksi  pada mata yang dikenal dengan  blenorrhea.
Untuk mencegah gonore pada mata, maka anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menunjukkan gejala gonore atau tidak harus ditetesi dengan cairan perak netrat atau penilislin segera sesudah dilahirkan. (Soedarta, 1996)

Selasa, 11 Desember 2012

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


TUGAS                      : KELOMPOK 5
MATA KULIAH         : ASBID IV PATOLOGI
NAMA DOSEN          : ERNI SKM.M.Kes

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)








DI SUSUN OLEH :
1.     YUSRAH YUSUF                  (11301)
2.     TSUAIBAH ASLAMIYAH (11283)
3.     WIDYAWATI                        (11294)



AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011/2012


Kamis, 06 Desember 2012

HEPATITIS A B C

Hepatitis A adalah salah satu dari tipe hepatitis yang ada. . Penyakit ini di sebabkan oleh hepatitis A virus (HAV). HAV dapat ditularkan dengan makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran individu yang terinfeksi.

Wabah bisa terjadi di negara-negara di mana pasokan air tercemar oleh limbah. Pada beberapa Negara, kontaminasi kerang telah menyebabkan wabah besar. Kontak erat dengan individu yang terinfeksi juga dapat menularkan infeksi hepatitis A, ini merupakan perhatian khusus di sekolah tempat anak-anak untuk berhati-hati dan pemberitahuan tentang cara mencuci tangan setelah menggunakan fasilitas toilet sebagai upaya pencegahan. Hal ini tentunya lebih efektif ketimbang harus melakukan pengobatan hepatitis A kepada mereka yang menderita.